Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israil, yaitu: penderita
penyakit lepra, orang berkepala botak dan orang buta. Kemudian Allah Ta’ala ingin menguji mereka bertiga, maka diutuslah kepada mereka seorang malaikat.
Maka datanglah malaikat itu kepada orang pertama yang menderita
penyakit lepra dan bertanya kepadanya: “Apakah sesuatu yang paling kamu
inginkan?” Ia menjawab: “Rupa yang bagus, kulit yang indah, dan penyakit
yang menjijikkan banyak orang ini hilang dari diriku”. Maka diusaplah
orang tersebut, dan hilanglah penyakit itu, serta diberilah ia rupa yang
bagus, kulit yang indah. Malaikat itu bertanya lagi kepadanya: “Lalu
kekayaan apa yang paling kamu senangi?” Ia menjawab: “Unta atau sapi.”
Maka diberilah ia seekor unta yang sedang bunting, dan iapun didoakan:
“Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya kepadamu dengan unta ini.”
Kemudian Malaikat tadi mendatangi orang kepalanya botak, dan
bertanya kepadanya: “Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?” Ia
menjawab: “Rambut yang indah, dan apa yang menjijikkan banyak orang ini
hilang dari diriku”. Maka diusaplah kepalanya, dan seketika itu
hilanglah penyakitnya, serta diberilah ia rambut yang indah. Malaikat
tadi bertanya lagi kepadanya: “Harta apakah yang kamu senangi?” Ia
menjawab: “Sapi atau unta.” Maka diberilah ia seekor sapi yang sedang
bunting dan didoakan: “Semoga Allah memberkahimu dengan sapi ini.”
Kemudian malaikat tadi mendatangi orang yang buta, dan bertanya
kepadanya: “Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?” Ia menjawab:
“Semoga Allah berkenan mengembalikan penglihatanku sehingga aku dapat
melihat orang.” Maka diusaplah wajahnya, dan seketika itu dikembalikan
oleh Allah penglihatannya. Malaikat itu bertanya lagi kepadanya: “Harta
apakah yang paling kamu senangi?” Ia menjawab: “Kambing.” Maka diberilah
ia seekor kambing yang sedang bunting.
Lalu berkembangbiaklah unta, sapi dan kambing tersebut, sehingga
yang pertama memiliki satu lembah unta, yang kedua memiliki satu lembah
sapi, dan yang ketiga memiliki satu lembah kambing.
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selanjutnya:
“Kemudian, datanglah Malaikat itu kepada orang yang sebelumnya
menderita penyakit lepra, dengan menyerupai dirinya (yakni di saat ia
masih dalam keadaan berpenyakit lepra), dan berkata kepadanya: “Aku
seorang miskin, telah terputus segala jalan bagiku (untuk mencari rizki)
dalam perjalananku ini, sehingga tidak akan dapat meneruskan
perjalananku hari ini kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian dengan
pertolongan anda. Demi Allah yang telah memberi anda rupa yang tampan,
kulit yang indah, dan kekayaan ini, aku minta kepada anda satu ekor unta
saja untuk bekal meneruskan perjalananku.” Tetapi dijawab: “Hak-hak
(tanggunganku) masih banyak.” Malaikat tadi berkata kepadanya:
“Sepertinya aku pernah mengenal anda, bukankah anda ini dulu orang yang
menderita penyakit lepra, yang orang-orang pun jijik melihat anda, lagi
pula anda miskin, kemudian Allah memberikan kepada anda harta kekayaan?”
Dia malah menjawab: “Harta kekayaan ini aku warisi turun-temurun dari
nenek moyangku yang mulia lagi terhormat.” Maka malaikat tadi berkata
kepadanya: “Jika anda berkata dusta niscaya Allah akan mengembalikan
anda kepada keadaan anda semula.”
Kemudian malaikat tadi mendatangi orang yang sebelumnya berkepala
botak, dengan menyerupai dirinya (disaat masih botak), dan berkata
kepadanya sebagaimana ia berkata kepada orang yang pernah menderita
penyakit lepra, serta ditolaknya sebagaimana ia telah ditolak oleh orang
yang pertama. Maka malaikat itu berkata: “Jika anda berkata dusta
niscaya Allah akan mengembalikan anda seperti keadaan semula.”
Kemudian malaikat tadi mendatangi orang yang sebelumnya buta,
dengan menyerupai keadaannya dulu (di saat ia masih buta), dan berkata
kepadanya: “Aku adalah orang yang miskin, kehabisan bekal dalam
perjalanan, dan telah terputus segala jalan bagiku (untuk mencari rizki)
dalam perjalananku ini, sehingga aku tidak dapat lagi meneruskan
perjalananku hari ini, kecuali dengan pertolongan Allah kemudian
pertolongan anda. Demi Allah yang telah mengembalikan penglihatan anda,
aku minta seekor kambing saja untuk bekal melanjutkan perjalananku.”
Maka orang itu menjawab: “Sungguh aku dulunya buta, lalu Allah
mengembalikan penglihatanku. Maka ambillah apa yang anda sukai, dan
tinggalkan apa yang tidak anda sukai. Demi Allah, sekarang ini aku tidak
akan mempersulit anda dengan memintamu mengembalikan sesuatu yang telah
anda ambil karena Allah.” Maka malaikat tadi berkata: “Peganglah
kekayaan anda, karena sesungguhnya kalian ini hanya diuji oleh Allah.
Allah telah ridha kepada anda, dan murka kepada kedua teman anda.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhori, no. 3464 dan Muslim, no. 2964).
Sumber: http://attaubah.com
Pengantar
Ini adalah kisah tentang sekelompok orang dari kalangan Bani Israil.
Mereka ingin mengetahui sesuatu tentang kematian dari orang yang telah
merasakannya dan merasakan sekaratnya. Lalu mereka memohon kepada Allah
agar menghidupkan seorang yang telah mati untuk mereka di salah satu
kuburan mereka. Maka Allah menghidupkan seorang laki-laki yang
memberitakan kepada mereka tentang panasnya kematian yang belum reda
darinya sampai hari itu, padahal dia telah mati seratus tahun.
Teks Hadis
Dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda, “Ada
sekelompok orang dari Bani Israil yang keluar mendatangi sebuah
kuburan. Mereka berkata, ‘Sebaiknya kita shalat dua rakaat dan berdoa
kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar mengeluarkan seorang yang telah mati,
lalu kita bertanya kepadanya tentang kematian.’” Nabi bersabda, “Lalu
mereka melakukannya. Ketika mereka dalam kondisi demikian, tiba-tiba
sebuah kepala muncul dari sebuah kubur di kuburan itu. Ia berwana coklat
dan di keningnya terdapat tanda sujud. Dia berkata, ‘Wahai kalian, apa
yang kalian inginkan dariku? Aku telah mati seratus tahun yang lalu dan
panasnya kematian belum reda dariku sampai sekarang. Maka berdoalah
kalian kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar mengembalikan diriku sebagaimana
semula.’”
Takhrij Hadis
Syaikh Nashiruddin Al-Albani tentang takhrij hadis ini dalam Silsilah Al-Ahadis Ash-Shahihah (6/1028), no. 1209, berkata, diriwayatkan oleh Ahmad dalam Az-Zuhud (16-17), Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf (9/62) tanpa kisah. Begitu pula Bazzar dalam musnadnya (1/108/192- Kasyful Astar). Hadis ini diriwayatkan oleh Abd bin Humaid dalam Al-Muntakhab dari Al-Musnad (Q 1/152) dengan lengkap. Begitu pula Waki’ dalam Az-Zuhud (1/280/56) dan Ibnu Abi Dawud dalam Al-Baats (5/30).
Ucapan yang pertama darinya mempunyai penguat dari hadis Abu Hurairah secara marfu’.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud (2/126), Thahawi dalam Musykilil Atsar (1/40-41), Ibnu Hibban (109 – Mawarid).
Penjelasan Hadis
Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam mensyariatkan kepada kita
untuk menyampaikan tentang berita-berita Bani Israil. Beliau menjelaskan
alasan hal itu dalam sabdanya, “Sesungguhnya pada mereka terdapat keajaiban-keajaiban.”
Kemudian beliau menyampaikan sebuah kisah dari mereka yang mengandung
salah satu keajaiban. Yaitu kisah sekelompok Bani Israil yang keluar
menuju sebuah kuburan. Seorang dari mereka mengusulkan agar mereka
melaksanakan shalat dua rakaat, kemudian berdoa kepada Allah ‘Azza wa
Jalla agar mengeluarkan untuk mereka seorang yang telah mati supaya bisa
menanyakan tentang kematian kepadanya. Tujuan mereka adalah supaya ilmu
dan iman mereka bertambah. Karena, orang yang berziarah kubur akan
memikirkan keadaan orang-orang yang telah mati, niscaya dia akan
mengambil pelajaran. Dia akan menjadi seperti mereka, di mana para mayat
itu sebelumnya adalah orang-orang yang hidup sebelum nyawa mereka
dicabut.
Seseorang akan menemukan pelajaran jika dia merenungkan dalil-dalil
dari Al-Qur’an dan hadis yang memberitakan tentang maut dan sekaratnya,
apa yang dirasakan oleh orang-orang yang dicabut nyawanya, dan apa yang
terjadi mereka di kubur mereka. Dan di hadapan kita terdapat banyak nash
dari Allah dan Rasulullah yang di dalamnya terdapat pelajaran dan
nasihat bagi siapa pun yang diberi pemahaman dan pemikiran oleh Allah.
Jika seseorang menyaksikan orang-orang mati dihidupkan, dia berbicara
dengan mereka dan mereka berbicara dengannya, maka iman akan bertambah
jika Allah menginginkan kebaikan untuknya dan memberinya hati yang
khusyu’ dan tawadhu’. Banyak manusia sepanjang sejarah telah menyaksikan
orang mati yang dihidupkan. Korban pembunuhan di lingkungan Bani Israil
dipukul oleh kaumnya dengan anggota tubuh sapi yang diperintahkan oleh
Allah agar disembelih, maka Allah menghidupkannya dan ia mengatakan
siapa pembunuhnya.
Orang yang melewati suatu negeri yang temboknya telah roboh hingga
menutupi atapnya, dan dia merasa aneh jika Allah menghidupkan negeri
tersebut setelah ia hancur lebur. Allah mematikan orang ini dan
keledainya selama seratus tahun, kemudian menghidupkannya. Dia melihat
kepada tulang-tulang, bagaimana Allah menyusun lalu membungkusnya dengan
daging. Ketika bentuk ciptaan telah sempurna, maka ruhnya dikembalikan.
Manakala Ibrahim meminta kepada Allah agar menunjukkan bagaimana Dia
menghidupkan orang mati, Allah memerintahkannya agar menyembelih empat
ekor burung dan mencincangnya, lalu disebar di puncak empat gunung,
kemudian memanggilnya. Tiba-tiba bagian-bagiannya berkumpul, ruhnya
kembali dan bangkit dengan bertasbih kepada Tuhannya.
Pada masa Isa orang-orang melihat bagaimana dia menghidupkan orang
mati, dan Allah menghidupkan orang-orang yang meninggalkan negeri mereka
karena takut mati sementara jumlah mereka ribuan setelah mereka mati.
Juga hidupnya mayat ini yang dihidupkan oleh Allah karena permintaan
sekelompok orang Bani Israil kepada-Nya agar menghidupkan orang mati
guna ditanyai tentang kematian.
Allah mengabulkan doa mereka. Mayit ini melongokkan kepalanya dari
dalam kubur. Rasulullah menjelaskan sifat mayit tersebut seolah-olah dia
hadir bersama mereka. Dia berwarna coklat dan di antara kedua matanya
terdapat bekas sujud. Dia berbicara kepada mereka, mengingkari apa yang
mereka lakukan kepadanya. Dia bercerita bahwa dia telah mati seratus
tahun yang lalu dan panasnya kematian belum lenyap sampai waktu Allah
menghidupkannya saat itu. Dia meminta kepada mereka agar berdoa kepada
Allah supaya mengembalikannya seperti semula.
Orang yang menceritakan dampak kematiannya yang telah berlangsung
dalam waktu sekian lama, ini menunjukkan beratnya penderitaan manusia
dalam urusan kematiaannya, walaupun dia orang yang shalih sekalipun.
Laki-laki ini termasuk orang yang shalih, buktinya adalah dia banyak
melakukan shalat, bekas sujud begitu jelas terlihat di antara kedua
matanya.
Pelajaran-Pelajaran dan Faedah-Faedah Hadis
- Anjuran menyampaikan berita dan kisah Bani Israil. Jika berita itu termasuk yang dimuat di dalam Al-Qur’an dan sunah, maka tidak ada masalah untuk menyampaikannya. Jika ia hanya dinukil di buku-buku, maka jika ia bertentangan dengan kaidah pokok terkait dengan hak Allah dan hak para rasul-Nya, ia tidak boleh disampaikan kecuali jika disertai penjelasan tentang penyimpanagannya. Jika memang murni baik, maka tidak apa-apa untuk disampaikan.
- Kemampuan Allah menghidupkan orang mati. Allah menghidupkan orang mati yang bercerita tentang kematiannya kepada sekelompok Bani Israil.
- Anjuran shalat dua rakaat sebelum berdoa dengan perkara yang besar, sebagaimana orang-orang yang diceritakan oleh Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam dalam hadis ini juga telah melakukannya.
- Menetapkan karamah bagi hamba-hamba Allah yang shalih. Allah menghidupkan seorang mayit yang bercerita tentang kematiaannya kepada mereka.
- kadangkala Allah menjawab doa orang-orang shalih, walaupun jawaban itu mengakibatkan terjadinya perkara luar biasa di luar kebiasaan manusia.
Umar bin Khattab radhiayallahu ‘anhu memberangkatkan tentaranya menuju Romawi. Kemudian tentara Romawi berhasil menawan Abdullah bin Hudzafah dan membawanya pulang ke negeri mereka. Kemudian mereka berkata: “Sesungguhnya ia adalah salah seorang sahabat Muhammad.” Raja Romawi berkata: “Apakah kamu mau memeluk agama Nashrani dan aku hadiahkan kepadamu setengah dari kerajaanku?” Abdullah bin Hudzafah menjawab: “Seandainya engkau serahkan seluruh kerajaanmu dan seluruh kerajaan Arab, aku tidak akan meninggalkan agama Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam sekejap mata pun.” Raja Romawi berkata: “Kalau begitu, aku akan membunuhmu.” Ia menjawab: “Silahkan saja!”
Maka Raja memerintahkan prajuritnya untuk menyalibnya dan berseru kepada pasukan pemanah: “Panahlah ia, arahkan sasarannya pada tempat-tempat yang terdekat dengan badannya.” Sementara dia tetap berpaling, enggan, dan tidak takut. Maka raja Romawi pun menurunkannya dari tiang salib. Dia perintahkan kepada pengawalnya untuk menyiapkan belanga (kuali) yang diisi dengan air dan direbus hingga mendidih. Kemudian ia perintahkan untuk memanggil tawanan-tawanan dari kaum muslimin. Kemudian ia lemparkan salah seorang dari mereka ke dalam belanga tadi hingga tinggal tulang belulangnya. Namun Abdullah bin Hudzafah tetap berpaling dan enggan untuk masuk agama Nashrani. Kemudian Raja memerintahkan pengawalnya untuk melemparkan Abdullah bin Hudzafah ke dalam belanga jika ia tidak mau memeluk agama Nashrani. Ketika mereka hendak melemparkannya beliau menangis. Kemudian mereka melapor kepada Raja: “Sesungguhnya dia menangis.” Raja mengira bahwasanya beliau takut, maka ia berkata: “Bawa dia kemari!” Lalu berkata: “Mengapa engkau menangis?” Jawabnya : “Aku menangisi nyawaku yang hanya satu yang jika engkau lemparkan ke dalamnya maka akan segera pergi. Aku berharap seandainya nyawaku sebanyak rambut yang ada di kepalaku kemudian engkau lemparkan satu per satu ke dalam api karena Allah.” Maka Raja tersebut heran dengan jawabannya. Kemudian ia berkata : “Apakah engkau mau mencium keningku, kemudian akan kubebaskan engkau?” Abdullah menjawab : “Beserta seluruh tawanan kaum muslimin ?” Ia menjawab: “Ya.” Maka ia pun mencium kening raja tersebut dan bebaslah ia beserta seluruh tawanan kaum Muslimin. Para tawanan menceritakan kejadian ini kepada Umar bin Khattab. Maka berkatalah Umar: “Wajib bagi setiap muslim untuk mencium kening Abdullah bin Hudzafah. Aku yang akan memulainya.” Kemudian Umar mencium keningnya.1
Ini adalah kedudukan yang agung lagi mulia karena Abdullah bin Hudzafah tetap teguh memegang agamanya dan tidak menerima agama selainnya walaupun ia diiming-imingi dengan kerajaan Kisra dan yang semisalnya untuk diberikan kepadanya dan seluruh kerajaan Arab. Kemudian ia tetap membenarkan atas Allah tidak takut terhadap para pemanah yang hendak memanahnya dalam keadaan tubuh sedang disalib. Ia juga tidak takut terhadap belanga yang berisi air yang mendidih ketika ia melihat salah seorang tawanan dilemparkan ke dalamnya hingga nampak tulang belulangnya. Bersamaan dengan itu ia berharap jika nyawanya sejumlah rambut di kepalanya yang disiksa di jalan Allah karena Allah semata. Maka ketika ia melihat kemashlahatan umum yaitu dibebaskannnya para tawanan, ia pun mau untuk mencium kening raja tersebut. Hal ini adalah merupakan suatu kebijakan yang amat agung. Maka Allah pun ridha terhadap Abdullah bin Hudzafah dan iapun ridha kepadaNya.
[1] Lihat: Siyaru A’lami An Nubalaa’, Adz Dzahabi, 2/14 ; dan Al Ishabah fi Tamyizi As Shahabah 2/269.
Beliau lantas menghentakkan tunggangannya menembus dua kubu yang berhadapan lalu menghilang. Kami seolah-olah tidak merasakan kejadian apa-apa (karena teramat terpananya). Tiba-tiba beliau sudah berada di sisiku seperti sebelumnya, seraya menandaskan, “Wahai Fulan, selama aku masih hidup, jangan engkau ceritakan hal ini kepada siapa-siapa.” (Siyar A’lam an-Nubala’ 8/408,409)
Sumber: Disalin ulang oleh al Akh Abu Abdillah Huda dari buku “Meneladani Akhlak Generasi Terbaik”, Abdul Aziz bin Nashir al-Julayyil & Baha’uddin bin Fatih Uqail, Penerbit Darul Haq. dan http://alqiyamah.files.wordpress.com
• Ath-Thabaqatul Kubra, karya Al-Imam Ibnu Sa’d (8/36-38)
• Ats-Tsiqat, karya Al-Imam Ibnu Hibban (2/105)
• Fathul Bari, karya Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-‘Asqalani (7/188)
• Siyar A’lamin Nubala, karya Al-Imam Adz-Dzahabi (2/250-253)
• Tahdzibul Kamal, karya Al-Imam Al-Mizzi (19/448)
Kisah Nabi Idris a.s
Tidak banyak keterangan yang didpti tentang kisah Nabi Idris di dalam
Al-Quran mahupun dalam kitab-kitab Tafsir dan kitab-kitab sejarah
nabi-nabi.Di dalam Al-Quran hanya terdpt dua ayat tentang Nabi Idris
iaitu dalam surah Maryam ayat 56 dan 57:"Dan ceritakanlah { hai Muhammad kepada mereka , kisah } Idris yang terdpt tersebut di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sgt membenarkan dan seorang nabi. 57 - Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." { Maryam : 56 - 57 }
Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam putera dari Yarid bin Mihla'iel bin Qinan bin Anusy bin Syith bin Adam A.S. dan adalah keturunan pertama yang dikurniai kenabian menjadi Nabi setelah Adam dan Syith.
Nabi Idris menurut sementara riwayat bermukim di Mesir di mana ia berdakwah untuk agama Allah mengajarkan tauhid dan beribadat menyembah Allah serta membeeri beberapa pendoman hidup bagi pengikut-pengikutnya agar menyelamat diri darii seksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. Ia hidup sampai usia 82 tahun.
Diantara beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah : ~
1 . Kesabaran yang disertai iman kepada Allah membawa kemenangan.
2 . Orang yang bahagia ialah orang yang berwaspada dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal solehnya.
3 . Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa maka ikhlaskanlah niatmu demikian pula puasa dan solatmu.
4 . Janganlah bersumpah dalam keadaan kamu berdusta dan janganlah menuntup sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui mereka dalam dosa.
5 . Taatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah kepada pembesar-pembesarmu serta penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah.
6 . Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya, karena mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya.
7 . Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya.
8 . Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya seorang tidak dpt bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehinya itu.
Dalam hubungan dengan firman Allah bahawa Nabi Idris diangkat kemartabat tinggi Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahawa Nabi Idris wafat tatkala berada di langit keempat dibawa oleh seorang Malaikat Wallahu a'alam bissawab.
sumber:http://yudhim.blogspot.com //
Daftar Nama Nabi-Nabi Palsu
NABI PALSU SEBELUM ZAMAN ISLAM:
- Zoroaster (Persia, 660-583 SM), kitab suci: Avesta. Mati terbunuh dalam perang melawan Bactria (Balkh).
- Marcion (Roma, ± 144 M), pembentuk gereja Marcionite dan pemahaman Marcionisme .
- Mani (Persia, ± 242 M), pendiri agama Manichaeisme (al-Maniwiyah). Mati dibunuh, dikuliti, dan kulitnya diisi jerami dan digantung oleh Bahram.
- Daishan, pendiri aliran Daishaniyah yaitu suatu aliran ber-tuhan dua di Persia dari agama Majusi.
- Mazdak (Persia, 487-523 M), pendiri aliran Mazdakiyah (Serba Boleh dan Semua Halal), kitab suci: Zanda. Mati dibunuh.
- Amru bin Luhayyi, (dari Kabilah Khuza’ah), orang yang pertama kali merubah agama Nabi Ibrahim dan Ismail menjadi kemusyrikan dan penyembahan berhala.
- Al-Aswad al-Ansi (11 H/632 M) atau Abhalah bin Ka’ab bin Auf al-Ansi al-Madzhiji , seorang dukun dari Yaman. Mati dibunuh oleh Fairuz, kerabat istri al-Aswad.
- Musailamah al-Kadzdzab (usia 150 tahun, mati tahun 12 H/633 M). Memiliki pasukan 40.000 orang. Mati dibunuh oleh Wahsyi dengan tombaknya pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.
- Sajah binti Al-Harits bin Suwaid bin Aqfan at-Tamimiyah dari Bani Yarbu (mati tahun 55 H/675 M). Seorang dukun wanita yang mengaku Nabi di zaman Abu Bakar ash-Shiddiq dan kemudian dinikahi oleh Musailamah al-Kadzdzab. Sete-lah Musailamah terbunuh, Sajah melarikan diri ke Irak kemudian masuk Islam dan mati dalam keadaan Islam.
- Thulaihah al-Asadi (mati tahun 21 H/642 M). Masuk Islam tahun 9 H, kemudian murtad dan mengaku Nabi di Nejd pada masa Abu Bakar ash-Shiddiq. Setelah Abu Bakar ash-Shiddiq wafat, Thulaihah bertaubat (masuk Islam) kemu-dian mati syahid dalam penaklukkan Persia.
- Abdullah bin Muawiyah bin Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib. Sempalan Syiah yang meyakini reinkarnasi (kembali-nya ruh orang yang sudah mati) dari satu orang ke orang lain. Dia mengaku Tuhan dan Nabi sekaligus.
- – Al-Mukhtar bin Abi Ubaid (Thaif, 622-687 M/67 H), pe-nganut Syiah yang mengaku Nabi dan mendapat wahyu. Dia adalah saudara iparnya Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu. Mati dibunuh oleh Mush’ab bin Az-Zubair di Harura.
- Mirza Ali Mohammad (abad 19). Pendiri agama Babisme dan penganut Syiah, dihukum mati oleh pemerin-tah Iran tahun 1843.
- Mirza Husein Ali. Pendiri agama Bahaisme (pengganti Babisme) dan penganut Syiah. Mengaku Nabi tahun 1862 dan mati tahun 1892, kemudian dilanjutkan oleh anaknya, Abbas Efendy yang berpusat di Chicago.
- Mirza Ghulam Ahmad (India 1835-1908). Pendiri agama Ahmadiyah. Kitab suci: Tadzkirah. Mati terkena wabah penyakit kolera.
- Rashad Khalifa (Mesir, 1935-1990), penganut Tasawuf dan perintis Ingkarus Sunnah. Mati dibunuh oleh pengikutnya dengan disembelih dan ditusuk-tusuk dengan pisau dapur.
- Asy-Syaikhah Manal Wahid Manna, wanita tersebut mulai melontarkan kesesatan sejak tahun 1995. Dan dipenjara oleh pemerintahan Mesir.
- Tsurayya Manqus, seorang wanita peneliti, cendekiawan dalam bidang sejarah dari Yaman.
- Muhammad Bakri, asal Yaman dan dibunuh oleh pengikut-nya, kemudian disalib di atas papan kayu.
- Muhammad Abdur Razak Abul ‘Ala, asal Sudan. Bekerja sebagai tukang jahit di Kairo.
- Dan masih ada beberapa Dajjal yang mengaku Nabi dari berbagai negara lainnya seperti di Sudan, Saudi Arabia, Mesir, Libanon dan lainnya.
- Ahmad Musaddeq atau H. Abdul Salam (Lahir Jakarta, 1942), mengaku menjadi Nabi tanggal 23 Juli 2006. Pemim-pin Al-Qiyadah Al-Islamiyah di rezim Presiden Susilo Bam-bang Yudhoyono. Kitab suci: Al-Qur’an dengan pemahaman sendiri. Mengaku bertaubat tanggal 9 November 2007.
- Lia Aminuddin, pendiri agama Salamullah. Mengaku men-dapat wahyu dari malaikat Jibril dan mengklaim dirinya Nabi dan Rasul serta Imam Mahdi. Divonis hukuman 3 tahun penjara oleh Mahkamah Agung.
- Ahmad Mukti, putra dari Lia Aminuddin yang dianggap sebagai Nabi Isa.
Kisah Nabi Adam a.s
Setelah Allah s.w.t.menciptakan bumi dengan gunung-gunungnya,laut-lautannya dan tumbuh-tumbuhannya,menciptakan langit dengan mataharinya,bulan dan bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yangdiciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah s.w.t. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya,mengelola kekayaan yang terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya.
Kekhuatiran Para Malaikat.
Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itu,mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu,disebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari.Berkata mereka kepada Allah s.w.t.:"Wahai Tuhan kami!Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami,padahal kami selalu bertasbih,bertahmid,melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinya,sedang makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu,nescaya akan bertengkar satu dengan lain,akan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yang terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya,sehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu."
Allah berfirman,menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu:
"Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepada nya,bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah,karena Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya."
Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat,kering dan lumpur hitam yang berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna
.
Iblis Membangkang.
Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yang lain,yang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh di atasnya serta yang terpendam di dalamnya.Iblis merasa dirinya lebih mulia,lebih utama dan lebih agung dari Adam,karena ia diciptakan dari unsur api,sedang Adam dari tanah dan lumpur.Kebanggaannya dengan asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain,walaupun diperintah oleh Allah.
Tuhan bertanya kepada Iblis:"Apakah yang mencegahmu sujud menghormati sesuatu yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?"
Iblis menjawab:"Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia.Engkau ciptakan aku dari api dan menciptakannya dari lumpur."
Karena kesombongan,kecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yang diperintahkan,maka Allah menghukum Iblis dengan mengusir dari syurga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pd.dirinya hingga hari kiamat.Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka.
Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di hari kiamat.Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari kebangkitan,tidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu,bahkan sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adam,sebagai sebab terusirnya dia dari syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikat,dan akan mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk memujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan bersamanya menempuh jalan yang sesat,mengajak mereka melakukan maksiat dan hal-hal yang terlarang,menggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal soleh.
Kemudian Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu:
"Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yang semuanya akan menjadi isi neraka Jahanam dan bahan bakar neraka.Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yang telah beriman kepada Ku dengan sepenuh hatinya dan memiliki aqidah yang mantap yang tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah."
Pengetahuan Adam Tentang Nama-Nama Benda.
Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa bumi,maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta,kemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya:"Cubalah sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itu,jika kamu benar merasa lebih mengetahui dan lebih mengerti dari Adam."
Para malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka.Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dengan berkata:
"Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajakan kepada kami.Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana."
Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama itu kepada para malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adam,berfirmanlah Allah kepada mereka:"Bukankah Aku telah katakan padamu bahawa Aku mengetahui rahsia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan."
Adam Menghuni Syurga.
Adam diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya dan menjadi teman hidupnya,menghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi keperluan fitrahnya untuk mengembangkan keturunan. Menurut cerita para ulamat Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang disebelah kiri diwaktu ia masih tidur sehingga ketika ia terjaga,ia melihat Hawa sudah berada di sampingnya.ia ditanya oleh malaikat:"Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yang berada di sampingmu itu?"
Berkatalah Adam:"Seorang perempuan."Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Allah kepadanya."Siapa namanya?"tanya malaikat lagi."Hawa",jawab Adam."Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?",tanya malaikat lagi.
Adam menjawab:"Untuk mendampingiku,memberi kebahagian bagiku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dengan kehendak Allah."
Allah berpesan kepada Adam:"Tinggallah engkau bersama isterimu di syurga,rasakanlah kenikmatan yang berlimpah-limpah didalamnya,rasailah dan makanlah buah-buahan yang lazat yang terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan sekehendak nasfumu.Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapar,dahaga ataupun letih selama kamu berada di dalamnya.Akan tetapi Aku ingatkan janganlah makan buah dari pohon ini yang akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim.Ketahuilah bahawa Iblis itu adalah musuhmu dan musuh isterimu,ia akan berusaha membujuk kamu dan menyeret kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yang kamu sedang nikmat ini."
Iblis Mulai Beraksi.
Sesuai dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh allah dari Syurga akibat pembangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan dengki terhadap Adam yang menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat selama-lamanya tersingkir dari singgahsana kebesarannya.Iblis mulai menunjukkan rancangan penyesatannya kepada Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di syurga yang tenteram, damai dan bahagia.
Ia menyatakan kepada mereka bahawa ia adalah kawan mereka dan ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka.Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis untuk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa bahawa ia betul-betul jujur dalam nasihat dan petunjuknya kepada mereka.Ia membisikan kepada mereka bahwa.larangan Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yang ditunjuk itu adalah karena dengan memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal.Diulang-ulangilah bujukannya dengan menunjukkan akan harumnya bau pohon yang dilarang indah bentuk buahnya dan lazat rasanya.Sehingga pada akhirnya termakanlah bujukan yang halus itu oleh Adam dan Hawa dan dilanggarlah larangan Tuhan.
Allah mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yang bermaksud: "Tidakkah Aku mencegah kamu mendekati pohon itu dan memakan dari buahnya dan tidakkah Aku telah ingatkan kamu bahawa syaitan itu adalah musuhmu yang nyata."
Adam dan Hawa mendengar firman Allah itu sedarlah ia bahawa mereka telah terlanggar perintah Allah dan bahawa mereka telah melakukan suatu kesalahan dan dosa besar.Seraya menyesal berkatalah mereka:"Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu karena terkena bujukan Iblis.Ampunilah dosa kami karena nescaya kami akan tergolong orang-orang yang rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami."
Adam dan Hawa Diturunkan Ke Bumi.
Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yang mereka telah lakukan hal mana telah melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan tentang Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa bujukan dan rayuannya yang manis namun berancun itu.
Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan berusaha agar pelanggaran yang telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Tuhan itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan bujukan Iblis yang terlaknat itu.Harapan untuk tinggal terus di syurga yang telah pudar karena perbuatan pelanggaran perintah Allah,hidup kembali dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa yang merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di syurga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahawa redha Allah serta rahmatnya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya.Akan tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak terlintas dalam hati dan tidak terfikirkan oleh mereka. Allah s.w.t.yang telah menentukan dalam takdir-nya bahawa bumi yang penuh dengan kekayaan untuk dikelolanya,akan dikuasai kepada manusia keturunan Adam memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi sebagai benih pertama dari hamba-hambanya yang bernama manusia itu.Berfirmanlah Allah kepada mereka:"Turunlah kamu ke bumi sebagian daripada kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup disan sampai waktu yang telah ditentukan."
Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan hidup di syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali.Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeda-beda warna kulit dan kecerdasan otaknya.Umat manusia yang akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yang satu menjadi musuh yang lain saling bunuh-membunuh aniaya-menganianya dan tindas-menindas sehingga dari waktu ke waktu Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama manusia jalan yang menuju kepada redha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.
Kisah Adam dalam Al-Quran.
Al_Quran menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al_Baqarah ayat 30 sehingga ayat 38 dan surah Al_A'raaf ayat 11 sehingga 25
Pengajaran Yang Terdapat Dari Kisah Adam.
Bahawasanya hikmah yang terkandung dalam perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan dalam apa yang diciptakannya kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oelh otak manusia bahkan oleh makhluk-Nya yang terdekat sebagaimana telah dialami oleh para malaikat tatkala diberitahu bahawa Allah akan menciptakan manusia - keturunan Adam untuk menjadi khalifah-Nya di bumi sehingga mereka seakan-akan berkeberatan dan bertanya-tanya mengapa dan untuk apa Allah menciptakan jenis makhluk lain daripada mereka yang sudah patuh rajin beribadat, bertasbih, bertahmid dan mengagungkan nama-Nya.
Bahawasanya manusia walaupun ia telah dikurniakan kecergasan berfikir dan kekuatan fizikal dan mental ia tetap mempunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat lalai, lupa dan khilaf.Hal mana telah terjadi pada diri Nabi Adam yang walaupun ia telah menjadi manusia yang sempurna dan dikurniakan kedudukan yang istimewa di syurga ia tetap tidak terhindar dari sifat-sifat manusia yang lemah itu.Ia telah lupa dan melalaikan peringatan Allah kepadanya tentang pohon terlarang dan tentang Iblis yang menjadi musuhnya dan musuh seluruh keturunannya, sehingga terperangkap ke dalam tipu daya dan terjadilah pelanggaran pertama yang dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah.
Bahawasanya seseorang yang telah terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidaklah ia sepatutnya berputus asa dari rahmat dan ampunan Tuhan asalkan ia sedar akan kesalahannya dan bertaubat tidak akan melakukannya kembali.Rahmat allah dan maghfirah-Nya dpt mencakup segala dosa yang diperbuat oleh hamba-Nya kecuali syirik bagaimana pun besar dosa itu asalkan diikuti dengan kesedaran bertaubat dan pengakuan kesalahan.
Sifat sombong dan congkak selalu membawa akibat kerugian dan kebinasaan.Lihatlah Iblis yang turun dari singgahsananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorang malaikat dan diusir oleh Allah dari syurga dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat kepada dirinya hingga hari Kiamat karena kesombongannya dan kebanggaaannya dengan asal-usulnya sehingga ia menganggap dan memandang rendah kepada Nabi Adam dan menolak untuk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan oleh Allah s.w.t.
sumber:http://yudhim.blogspot.com//